Surah Al-Insyirah merupakan salah satu surah yang dijadikan sebagian orang sebagai alat tuduhan kepada Nabi, yakni tuduhan yang menggugat sifat amanah (yakni salah satu sifat Nabi yang bermakna terjaga dari perbuatan dosa) pada Nabi.
Tuduhannya berasal dari ayat ke-2 (wawadha'nâ 'anka wizrak). Kata wizr dimaknai sebagian orang sebagai dzanbu, yakni dosa. Sehingga, makna ayat ini menjadi "Dan kami telah mengampuni dosamu," sehingga dari sini, Nabi ﷺ digambarkan pernah melakukan dosa sehingga ia butuh diampuni oleh Allah, dan hal ini membatalkan sifat amanah pada Nabi ﷺ.
Kita perlu mempelajari asal dari surah ini untuk: 1) Membantah tuduhan tersebut, 2) Mengambil hikmah dari perjalanan Rasulullah ﷺ.
Surah ini mengisahkan tentang keadaan Rasulullah ﷺ ketika awal-awal masa dakwah, dan kenabian. Dikisahkan bahwa masa awal turunnya wahyu merupakan masa yang berat. Pertama, Rasulullah ﷺ belum terbiasa bertemu dengan malaikat. Pada pertemuan pertama kali, kita tahu kisah yang telah populer bahwa Rasulullah ﷺ pulang ke rumah dalam keadaan menggigil, dan meminta Sayyidah Khadijah menyelimutinya karena gugup bertemu malaikat pertama kali.
Tidak hanya itu, hal kedua adalah mengenai kesulitan yang juga terjadi dalam urusan dakwah. Begitu rusaknya keadaan masyarakat saat itu, dan banyaknya penolakan mereka membuat keadaannya berat bagi Nabi ﷺ. Berbagai hujatan, tekanan diterima Rasulullah ﷺ.
Kemudian, keadaan mulai berubah. Rasulullah ﷺ mulai terbiasa dengan turunnya malaikat. Dakwah pun pelan-pelan mulai diterima, dan berkembang. Keadaan ini seperti orang yang membawa beban yang berat di punggungnya, kemudian ia meletakkannya setelah sampai. Ketika ia membawa beban, ia akan merasakan rasa sakit, dan lelah. Namun, setelah ia letakkan bebannya, mulai hilang lah rasa sakit, dan lelah tersebut.
Demikian juga yang Nabi ﷺ rasakan, merasa berat, dan lelah di awal, kemudian Allah gantikan rasa itu dengan kemudahan, dan istirahat. Demikian lah makna ayat tersebut, dan dengan memahami asal, serta makna dari surah ini, telah terbantahkan tuduhan akan sifat amanah pada Nabi. Kita juga dapat memahami sunnatullah dalam kehidupan bahwasanya ia berisi berbagai kesulitan. Namun, Allah juga letakkan kemudahan bersamanya.
Fa inna ma'a al-'usri yusran
(Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan)
Kemudian diulang lagi sebagai penguat pada ayat setelahnya
Inna ma'a al-'usri yusran
(Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan)
Referensi: al-Qoul al-Sadîd fi 'Ilmi al-Tauhîd
No comments:
Post a Comment