Saturday, January 23, 2021

Asiyah binti Muzahim

"و لم يكمل من النساء إلا مريم بنت عمران و آسية امرأة فرعون"

Tidak ada perempuan yang sempurna, kecuali Maryam binti ‘Imran, dan Asiyah istri Fir’aun

Nama Asiyah mungkin tidak kita dengar sesering mendengar nama ketiga perempuan terbaik lainnya yang disebut oleh Rasulullah : Maryam binti ‘Imran, Fathimah binti Muhammad, dan Khadijah binti Khuwailid -radhiya Allahu ‘anhunna-. Asiyah merupakan perwujudan dari seorang perempuan yang kuat luar biasa. Karena kekuatannya, Rasulullah sampai mengelompokkannya ke dalam perempuan terbaik di dunia ini.

Setiap manusia diuji dengan ujian yang berbeda-beda. Asiyah adalah contoh perempuan yang diuji oleh suaminya. Ia memiliki suami yang merupakan musuh Allah terbesar di muka bumi ini, Fir’aun.

Jihad Turbani dalam kitabnya, Miah min ‘Uzhamâ Ummat al-Islâm Ghayyarû Majrâ al-Târîkh, mengatakan bahwa terdapat dua pelajaran penting dalam kisah Asiyah:

1. Pelajaran bagi laki-laki yang meremehkan perempuan. Bahwasanya terdapat perempuan yang mampu menundukkan penguasa terkuat, dan terzalim di muka bumi ini (Fir’aun). Sehingga, kekuatan tidaklah tersembunyi di balik jenis kelamin, namun ia berada di balik imannya seseorang.

2. Kisah Asiyah seakan memberi kabar gembira kepada istri mana pun dari generasi setelahnya, bahwa ujian bisa Allah datangkan dari mana pun, termasuk dari suami, dan jika ia mampu bersabar, maka Allah angkat derajatnya setinggi-tingginya layaknya Asiyah. Jangan bersedih, dan putus asa terhadap keadaan jika kita menemukan keadaan layaknya Asiyah. Selain itu, Asiyah adalah istri dari seorang raja yang kekuasaannya tak tertandingi, dengan harta berlimpah. Namun, ia memilih jalan yang sulit, karena bagi Asiyah, kebahagiaan sejati bukanlah ada pada harta, dan perhiasan, namun pada iman.

Kisah tentangnya dimulai ketika Asiyah menemukan peti yang dihanyutkan ibu Musa –‘alaihissalam- di sungai Nil. Kisah ini bisa dibaca di QS Al-Qasas:7-13. Setelah ia didik Nabi Musa di istana Fir’aun, Asiyah pun ikut beriman dengan dakwah dari Nabi Musa. Kondisi ini membuat Fir’aun kaget, dan berang bukan main. Maka, Fir’aun memberikan pilihan kepada Asiyah untuk dihukum, atau kembali kufur, keluar dari Islam. Asiyah memilih untuk dihukum, dan mempertahankan keimanannya.

Siksaan yang diterima oleh Asiyah bukan main mengerikannya. Fir’aun memerintahkan algojonya untuk melemparkan Asiyah ke tanah, lalu mengikatnya ke empat pasak. Ia meletakkan penggiling di atas dadanya, kemudian Asiyah juga dilemparkan batu yang menghancurkan tulang-tulangnya. Di situasi yang manusia normal tidak bisa membayangkannya tersebut, ia melantunkan doa paling menakjubkan dalam sejarah, hingga Allah abadikan dalam Al-Qur’an QS At-Tahrim:11

قالت رب ابن لي عندك بيتا في الجنة و نجني من فرعون و عمله و نجني من القوم الظالمين

Ia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”

Asiyah memilih kata عندك (di sisi-Mu) dahulu sebelum kata بيتا (rumah), pikirannya tertuju untuk berada di sisi Allah dahulu. Akhirnya, wafatlah Asiyah binti Muzahim, dan ia menjadi salah satu pemimpin perempuan di surga sebagaimana yang Rasulullah kabarkan.

Sumber: Miah min ‘Uzhamâ Ummat al-Islâm Ghayyarû Majrâ al-Târîkh

 

No comments:

Post a Comment

Bunga Bank

  Mesir sedang mengalami keterpurukan ekonomi di bulan Maret 2022 ini. Nilai tukar mata uang Mesir, Egyptian Pound (EGP), terhadap dollar me...