يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu orang yang menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Adil lah! Karena adil itu lebih dekat dengan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Ia mengetahui apa yang kamu kerjakan
Ibnu katsir menerangkan, dalam menegakkan kebenaran, hendaknya seseorang melakukannya karena ridha Allah, bukan karena manusia, atau nama besar. Kemudian jadilah saksi dalam setiap urusan dengan adil.
Dalam sebuah riwayat, Nu'man bin Basyir pernah diberikan harta oleh ayahnya, kemudian ibunya berkata, "Aku tidak akan ridha, sampai kamu menjadikan Rasulullah ﷺ sebagai saksinya". Kemudian ia datang kepada Rasulullah ﷺ, kemudian Rasulullah ﷺ bertanya, "Apakah kamu memberikan kepada anakmu yang lain hal yang serupa?" Ayahnya menjawab, "Tidak", Rasulullah ﷺ berkata, "Bertakwalah kepada Allah, dan berlaku adillah kepada anak-anak kalian!"
ولا يجرمنكم شنآن قوم على ألا تعدلوا
Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu berlaku tidak adil
Ibnu Katsir menjelaskan, dengan ini, maka kita wajib berlaku adil kepada setiap orang, baik ia merupakan musuh kita, ataupun kawan kita. Mengapa? Di kalimat setelahnya dijelaskan, karena adil itu lebih dekat dengan takwa.
واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu lakukan
Maksudnya, Allah akan membalas setiap dari apa yang kita lakukan, jika keburukan, maka akan dibalas, begitu juga kebaikan. Ayat 9 memerinci hal ini.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ۙ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan berbuat amal salih bahwa bagi mereka ampunan dan balasan yang besar
Yakni, ampunan atas dosa-dosa mereka, dan balasan berupa surga. Ibnu Katsir mejelaskan lagi, bahwa surga tidaklah diperoleh karena amal-amal manusia, melainkan karena rahmat, dan kemurahannya saja. Namun, sebab sampainya rahmat kepada kita, adalah melalui amal kita. Sehingga, yang perlu diyakini adalah bahwasanya amalan kita bukanlah yang memasukkan kita ke surga, tetapi Allah yang memasukkan kita. Namun, Allah membedakan orang yang beriman, dan beramal saleh dibandingkan dengan yang lain.
Sumber: Tafsir Ibn Katsir
No comments:
Post a Comment