'Uzlah kita bisa maknai sebagai menyendiri, menepi dari keramaian. Dalam kesendirian kita, hendaknya kita mulai berpikir mengenai ciptaan Allah di langit dan bumi, berpikir mengenai hakikat penciptaan kita, mengenai nikmat-nikmat yang telah Allah berikan pada kita. Kesendirian mengantarkan kita pada proses tafakkur (berpikir, merenungi).
Dalam sebuah hadits,
تفكر ساعة خير من عبادة سبعين سنة
Bertafakkur satu jam lebih baik daripada beribadah tujuh puluh tahun
Mengapa? Karena tafakkur mengantarkan kita pada pengenalan atas hakikat segala hal, dan dengannya, bertambah lagi pengenalan akan Allah. Dari sini, akan timbul rasa takut pada penyakit-penyakit hati, serta tipuan-tipuan dunia.
Imam Ahmad bin Sahl mengatakan, "Musuhmu ada empat: dunia, yang senjatanya adalah makhluk, sedang penjaranya adalah menyendiri, syaithan, yang senjatanya adalah rasa kenyang, sedang penjaranya adalah rasa lapar, jiwa, yang senjatanya adalah tidur, sedang penjaranya adalah terjaga di mala hari, hawa nafsu, yang senjatanya adalah banyak bicara, sedang penjaranya adalah diam.
Realitas dunia kadang mengaburkan kejernihan hati kita, membuat pikiran kita sibuk membandingkan satu sama lain, itulah yang sekiranya dimaksud oleh Imam Ahmad bin Sahl. Kita mesti memenjarakan keduniawian itu dengan menyendiri, merenungi lagi hakikat kehidupan.
'Uzlah mungkin dilakukan dengan menyendiri secara hakiki, alias secara keberadaan, kita memang menyendiri dari orang lain, atau terkadang, dengan hati saja, alias secara keberadaan, kita masih bersama orang lain.
Sumber: syarah al-hikam al-'athaiyyah
No comments:
Post a Comment