Politik Islam (siyasah syar'iyyah) menjadi topik yang cukup banyak dibahas oleh 'ulama jaman dahulu, maupun kontemporer. Ia merupakan bagian dari luasnya khazanah keilmuan Islam. Banyak kitab-kitab yang terkenal mengenai bahasan ini, sebutlah al-ahkam as-sulthaniyyah karangan Imam al-Mawardi, atau yang banyak menyinggung urusan ekonomi, ada al-kharaj karangan murid utama Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf, juga kitab yang akan dibahas sekarang, yaitu as-siyasah asy'syar'iyyah karangan Ibnu Taimiyyah.
Dalam pembukaan kitab, Ibnu Taimiyyah mengatakan, kitabnya yang membahas politik Islam ini dibangun atas dasar dua ayat dalam Al-Qur'an, yaitu An-Nisa 58-59.
۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًۭا
Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran sebaik-baiknya bagi kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَـٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍۢ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌۭ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, dan taatlah kepada Rasul, dan ulil amri di antara kalian. Dan jika kalian saling berselisih tentang sesuatu, maka kembalilah kepada Allah dan RasulNya jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Itu lebih baik, dan lebih utama.
'Ulama menyimpulkan, bahwa dua ayat ini memberi gambaran politik islam dari dua sisi: pemimpin, dan rakyat. Ayat 58 menyampaikan mengenai pemimpin, hendaknya mereka mendelegasikan amanah/tugas kepada orang yang paling kompeten, dan memerintah dengan adil. Sedangkan ayat 59 berbicara dari sisi rakyat, hendaknya mereka taat kepada Allah, Rasul, dan pemimpinnya, selama pemimpin itu tidak memerintahkan kepada maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan pada maksiat.
Sumber: as-siyasah asy-syar'iyyah fi ishlah ar-ra'i wa ar-ra'iyyah
No comments:
Post a Comment