Seputar Cinta
Kata yang
memiliki makna tak terkira. Dalam Bahasa arab sendiri, menurut Ibnul
Qayyim dalam kitabnya raudhah almuhibbin wa nuzhah al musytaqin, kata
cinta memiliki 60 nama. Ia bisa dinamai mahabbah, hubb, ‘alaqah, hawaa, dsb.
Ibnul Qayyim menjelaskan definisi mahabbah sebagai “Hangat dan tenangnya
hati atas hasrat akan pertemuan kepada zat yang dituju”.
Terdapat banyak
pendapat mengenai asal kata cinta ini, di antaranya ada yang mengatakan bahwa
kata cinta (hubb) diambil dari kata “gelisah” dan “gangguan”. Oleh
karenanya, dalam Bahasa arab, anting-anting juga dinamai dengan kata hibb, karena
ia “mengganggu” telinga.
Ada juga
pendapat lain yang mengatakan kata cinta diambil dari kata habb (benih).
Ia merupakan inti dari sesuatu, bagian yang paling murni dari sesuatu tersebut.
Pendapat lain
mengatakan, kata cinta diambil dari kata hubb yang bisa bermakna wadah
yang luas tempat mengisi sesuatu, yang ketika sesuatu itu penuh, ia tidak bisa
diisi dengan selainnya. Karena, begitu juga sifat hati yang mencinta, ia tidak
bisa diisi dengan sesuatu, selain yang dicinta.
Ada juga yang
mengatakan, kata cinta diambil dari hubb yang bisa juga bermakna kayu
penyanggah tempat diletakkan bejana di atasnya. Dinamakan demikian karena orang
yang mencinta, mampu membawa beban-beban karena zat yang dicintanya. Masih
banyak lagi pendapat mengenai asal kata cinta ini.
Apa batas dari kondisi
cinta ini? Kapan ia dinamakan cinta? Terdapat banyak kembali pendapat soal ini.
Ada yang mengatakan “ketika bersatunya tujuan antara orang yang mencinta dan
dicinta”, ada yang mengatakan “ketika adanya pelayanan secara terus-menerus
dengan penuh penghormatan kepadanya”, ada juga yang mengatakan, kondisi di mana “kamu mengurangi
apa yang banyak dari dirimu untuknya, dan ketika ia memperbanyak apa yang
sedikit dari dirimu”, ada juga yang mengatakan, “penjagaan atas batas-batas yang
seharusnya”, sehingga tidaklah benar bagi ia yang mengatakan cinta akan tetapi tanpa
penjagaan atas batas tersebut, dan masih banyak lagi.
Apa definisi batas atas cinta yang paling saya suka? Ia adalah apa yang didefinisikan sebagai “kehendak yang tidak berkurang oleh sikap antipati, dan tidak bertambah oleh kebaikan apapun”
Rasulullah mengatakan dalam sebuah hadits, “hubbuka assyai’a yu’mi wa yushim” (rasa cintamu terhadap sesuatu, membuatmu buta dan tuli).
Begitulah seputar apa yang disebut dengan cinta, hanya ditinjau dari dua namanya, mahabbah dan hubb. Masih banyak hal yang belum mampu terkuak darinya.
Itulah cinta, sumber energi yang menggerakkan, ketika ia disalurkan dengan cara yang ihsan, tetapi juga bisa menjadi energi yang melumpuhkan, jika ia tidak disikapi dengan kearifan dan kemuliaan.
No comments:
Post a Comment